Monday, February 3, 2014

Teras dan Guludan

Fungsi guludan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengurangi persaingan makanan antara tanaman utama dengan gulma rumput rumputan yang berakar pendek. Guludan ini dilakukan dengan pengurukan tanah sehingga perakaran gulma rerumputan tidak bersaing langsung dengan perakaran tanaman
2. Menyediakan parit parit irigasi sehingga mengurangi erosi tanah dan pupuk pada permukaan tanaman dan mencegah terendamnya akar tanaman
3. Menghambat aliran permukaan
4. Memperbesar penyerapan air ke tanah
---

Source Article: BebasBanjir2015http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/teras-2/

Sedangkan menurut Sukartaatmadja (2004), teras adalah bangunan konservasi tanah dan air secara mekanis yang dibuat untuk memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng dengan jalan penggalian dan pengurugan tanah melintang lereng. Tujuan pembuatan teras adalah untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan (run off) dan memperbesar peresapan air, sehingga kehilangan tanah berkurang.

Teras berfungsi mengurangi panjang lereng dan menahan air, sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan, dan memungkinkan penyerapan air oleh tanah. Dengan demikian erosi berkurang. (Arsyad, 1989).
Menurut Yuliarta et al (2002), manfaat teras adalah mengurangi kecepatan aliran permukaan sehingga daya kikis terhadap tanah dan erosi diperkecil, memperbesar peresapan air ke dalam tanah dan menampung dan mengendalikan kecepatan dan arah aliran permukaan menuju ke tempat yang lebih rendah secara aman.

Beberapa teknik konservasi tanah dengan teras sering adalah : teras bangku, teras kredit, individu. Dari teknik konservasi tersebut di atas salah satu teras guludan merupakan konservasi tanah yang relatif mudah dan murah biayanya. Hal ini lebih dapat di laksanakan oleh petani dengan keterbatasan modal yang dimiliki oleh petani pada umumnya.

-----

Source Article:   Greenspirit.blogspot.com http://greenspiritblog.blogspot.com/2012/04/upaya-konservasi-di-kawasan-lahan.html

Strip Vegetasi

Lereng di kawasan miring pada umumnya berupa lereng tunggal sederhana sehingga mempunyai bidang permukaan seragam dan luas. Apabila lereng seperti ini dalam keadaan terbuka atau gundul maka tidak ada yang menghambat ketika terjadi limpasan permukaan. Limpasan permukaan akan mengalir dengan bebas sehingga mempunyai kekuatan yang sangat besar untuk menggerus dan mengangkut.

Upaya yang paling cepat, murah dan efektif untuk mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut adalah dengan menanam tanaman secara baris mengikuti garis kontur atau dikenal sebagai strip vegetasi. Cara ini sangat banyak diterapkan di kawasan berbukit dan bergunung di Filipina khususnya di Mindanao yang dikenal dengan Strip Vegetasi Alami (NVS : Natural Vegetation Strips).  Pada bidang lereng ditarik garis-garis kontur dengan jarak antara 5 – 10 m tergantung dari besarnya kemiringan. Pembuatan garis kontur merupakan proses yang sulit jika belum berpengalaman, sehingga perlu adanya pelatihan bagi para petani dan petugas lapangan. 


Jenis tanaman yang dipilih untuk strip vegetasi biasanya berupa kombinasi antara tanaman perdu seperti rumput, vetifer, jenis-jenis leguminosa (kaliandra), sampai beraneka jenis pohon.  Tanaman ditanam secara rapat sepanjang garis kontur yang sudah ditetapkan,  Tanaman seperti rumput gajah atau setaria dan vetifer bisa dipanen secara berkala tetapi tidak sampai membongkar rumpun atau perakarannya sehingga jika terjadi hujan dan limpasan permukaan barisan (strip) ini masih berfungsi sebagai penghalang aliran air. Adanya tanaman lain baik perdu maupun pohon yang bisa dipangkas akan memperkuat sistem untuk menghambat laju aliran air permukaan langsung ke arah bawah lereng. 

Teras Gulud


Teras gulud adalah barisan guludan yang dilengkapi dengan penguat guludan (bisa dari rumput alami) dan saluran air pada bagian lereng atasnya. Teras gulud umumnya dibangun pada lahan dengan kelerengan agak landai (<15%), berfungsi untuk menahan laju aliran permukaan dan meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah.

Saluran air berfungsi untuk mengalirkan air aliran permukaan dari bidang olah ke saluran pembuangan air. Teras gulud yang dibuat sebaiknya dikombinasi dengan teras individu pada setiap pohon yang ditanam.








Teras Bangku


            




Seperti halnya teras gulud, teras bangku berguna untuk menurunkan laju aliran permukaan dan menahan erosi. Teras bangku dibuat dengan jalan memotong lereng dan meratakan tanah di bidang olah sehingga terjadi suatu deretan berbentuk tangga. Sebagian kecil saja dari kawasan di Pegunungan Kapur di Malang Selatan ini direkomendasikan teras bangku datar sebagai tempat tanaman pohon atau tanaman pangan dan sayuran dengan kombinasi strip vegetasi. Teras bangku ini memerlukan biaya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan teras bangku datar atau teras bangku berlawanan arah kemiringan.


Rorak dan Bangunan Penangkap Sedimen


Rorak adalah lobang tanah diantara tanaman pohon dan dibangun untuk menangkap limpasan danerosi (Gambar 3.14).  Rorak dapat konstruksi dalam 60 cm, lebar 50 cm, jarak 10-15 m, jarak baris 20 m (pada kelerengan landai) atau 10 m (pada kelerengan agak curam).

Rorak dapat dimodifikasi dengan membangun dinsing dan dasar dari semen, supaya tidak mudah runtuh. Agar biayanya menjadi lebih murah dan berfungsi efektif, maka lubang-lubang rorak perlu dibangun dengan ukuran yang agak besar, misalnya 2 m x 2 m x 2 m, menyerupai bak penampung air. Jika bak penampung sudah hampir penuh, maka sedimen harus dibersihkan agar berfungsi kembali. Bak penampung ini juga berfungsi sebagai tandon air pada musim kemarau.

Rorak semacam ini sesuai untuk lahan yang tidak terlalu curam dan belum diteras. Lahan agak berombak dengan kemiringan 2 – 15 %, membentuk sistem aliran yang kompleks, pada umumnyaditanami sayur-sayuran. Pada musim penghujan akan banyak sekali material tanah yang terangkut aliran, sehingga perlu adanya rorak (sediment trap) yang dibangun agak rapat satu sama lain.


No comments:

Post a Comment