Sunday, April 6, 2014

BUDIDAYA TANAMAN JAHE

Sumber: http://cybex.deptan.go.id/lokalita/budidaya-tanaman-jahe
Prospek usaha tani jahe cukup menggembirakan, mengingat tingkat kebutuhan jahe dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang cukup pesat seiring dengan pesatnya perkembangan industri jamu, industri obat-obatan,industri makanan dan minuman yang menggunakan bahan baku dari jahe.
Keanekaragaman manfaat jahe ini mendorong tingginya permintaan pasar sehingga membuka peluang usaha tani jahe diberbagai wilayah.
1. Pembibitan
Umumnya tanaman jahe diperbanyak melalui rimpang. Rimpang yang telah tumbuh tunasnya, dipatah-patahkan kemudian ditanam dan rimpang inilah yang disebut bibit.
a. Syarat Bibit
Dalam memilih bibit, syarat yang perlu diperhatikan adalah:
• Bibit diperoleh dari tanaman jahe yang sudah tua,antara 9-12 bulan pada saat panen
• Dipilih dari tanaman yang sehat
• Satu rimpang memiliki paling kurang 1 mata tunas
• Rimpang tidak luka atau lecet
b. Syarat Memperoleh Bibit
Cara memperoleh bibit yang baik harus dilakukan dengan mengambil langsung dari kebun atau membeli dari petani jahe. Dengan tujuan kualitas jahe terjamin serta calon petani jahe dapat memperoleh informasi tentang menanam jahe yang benar.
c. Cara Membuat Bibit
Cara membuat bibit jahe biasa disebut mengecambahkan bibit dengan proses sebagai berikut:
Pertama-tama siapkan rak dari kayu atau bambu dengan ukuran yang disesuaikan dengan jumlah rimpang jahe yang akan digunakan sebagai bibit. Rak tersebut biasanya diberi atap atau dibuat di bawah naungan. Setiap sisinya dibiarkan terbuka agar sirkulasi udara bebas keluar masuk. Tinggi rak disesuaikan dengan jumlah satuan bibit dan dibuat bersusun antara 3-5 susun. Serta jarak antara lantai pertama dengan kedua setinggi 30-40 cm. Penempatan rak sebaiknya ditempat teduh, lembab, dan setiap hari disirami air. Setelah 2-4 minggu pada rimpang akan muncul tunas. Sebaiknya selama penyemaian disemprot dengan fungisida 1 kali.
Rimpang yang telah bertunas diambil dari rak dan diseleksi mana yang baik dan mana yang jelek. Setelah diseleksi, kemudian dipatah-patahkan tanpa menggunakan pisau, dan untuk satu stek rimpang terdapat 3-5 mata tunas. Kemudian rimpang tersebut dimasukkan ke dalam karung dan celupkan kedalam larutan fungisida selama kurang lebih setengah hari. Setelah itu, diangkat bersama karungnya dan dijemur selama 2-4 jam dan selanjutnya bibit siap untuk ditanam.

d. Kebutuhan Bibit dan Jarak Tanam
Keburuhan bibit jahe sangat tergantung pada berat setiap rimpang dan jarak tanam. Semakin besar rimpang yang dipatah-patahkan semakin banyak bibit yang dibutuhkan 1 Ha. Demikian sebaliknya, semakin kecil rimpang yang dipatah-patahkan maka semakin sedikit pula bibit yang dibutuhkan 1 Ha.
Untuk jarak tanam, semakin sempit jarak tanam maka semakin banyak bibit yang dibutuhkan 1 Ha dan bila semakin besar jarak tanam semakin sedikit bibit yang dibutuhkan.
• Jarak tanam dapat menggunakan ukuran 30×30 cm atau 30×40
• Jumlah bibit yang dibutuhkan per Ha sebanyak 3-3,5 ton
e. Pengolahan Tanah
Sebelum bibit jahe ditanam, perlu dilakukan pengolahan tanah, dengan kedalaman cukup 30 cm. Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan mencangkul atau menggunakan traktor. Pencangkulan tanah ini dimaksudkan untuk mendapatkan struktur tanah yang gembur atau remah, membersihkan rumput dan batuan kecil/kerikil. Setelah tanah dibalik kemudian dibiarkan selama kurang lebih 2-3 minggu agar gas-gas beracun dalam tanah menguap dan setelah itu dilakukan pengolahan tanah. Selain itu juga,dilakukan pengolahan tanah dan diberi pupuk kandang yang sudah matang dengan dosis/Ha 20-25 ton/Ha, sekaligus membuat bedengan dengan ukuran panjang sesuai keadaan lahan, dengan lebar bedengan 100 m, tinggi bedengan 30 cm,dan lebar selokan 30 cm serta membuat drainase bila perlu.
f. Penanaman
Bedengan-bedengan yang sudah dibuat diukur jarak tanamnya 30×30 cm. Kemudian dilubangi sedalam 7-10 cm.
Bibit dibenamkan 1 lubang untuk 1 bibit yang sudah tunas 3-5 mata tunas, dengan cara meletakkan bibit dengan mata tunas menghadap ke atas dan rimpang ke arah dalam tanah atau antar baris.
Setelah bibit dimasukkan, kemudian bibit ditutup dengan tanah dan jangan ditekan terlalu padat dan bila perlu diberi mulsa mencegah terik matahari dan erosi air hujan serta dapat menjaga kestabilan suhu tanah/lingkungan.
g. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman jahe meliputi penyulaman, penyiangan, pemupukan dan pembumbunan yang selanjutnya dapat diuraikan secara rinci.

1. Penyulaman
Penyulaman adalah menggantikan tanaman yang mati dengan menggunakan bibit yang sisa pada persemaian.
Waktu penyulaman dilakukan 2-4 minggu setelah waktu tanam sehingga tanaman yang disulam tidak terlalu ketinggalan pertumbuhannya dan masa panen bisa serentak serta produktifitas lahan dapat diukur.
2. Penyiangan
Agar tanaman jahe terjaga pertumbuhan yang sehat maka diperlukan penyiangan secara teratur tiap bulan sampai dengan umur 6 bulan dengan menggunakan cangkul.
3. Pembumbunan
Pembumbunan adalah mempertinggi permukaan tanah tempat tanaman tumbuh. Biasanya dilakukan bersamaan dengan menggemburkan tanah sekitar tanaman dengan maksud membuat tanah menjadi lebih baik, mematikan rumput yang tumbuh disekitar tanaman dan sekaligus mengembalikan tanah yang turun akibat air hujan.
4. Pemupukan
Pupuk adalah bahan-bahan organik maupun anorganik yang diberikan kepada tanah untuk memperbaiki keadaan fisik tanah dan sekaligus melengkapi substansi anorganik yang essensial bagi tanaman.
Kebutuhan unsur hara untuk pembentukan rimpang dari tanaman jahe adalah unsur N dan K.
• Jenis pupuk dan dosis yang digunakan meliputi
Urea 200 kg/Ha
TSP 200 kg/Ha
KCL 200 kg/Ha
• Frekuensi dan waktu pemupukan dilaksanakan sebanyak 2 kali selama pertanaman,yaitu pemupukan I pada saat tanaman umur 1 bulan setelah tanam dan pemupukan II pada saat tanaman umur 3 bulan setelah tanam.
• Pemupukan dilakukan dengan cara ditugal pada jarak 7-10 cm dari tanaman sedalam 5 cm atau membuat alur sepanjang barisan tanaman, ataupun membuat lubang melingkar tiap rumpun tanaman, kemudian ditutup kembali dengan tanah.
2. Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit merupakan bagian dari sebuah siklus kehidupan tanaman yang sulit untuk dipisahkan namun bisa dicegah dan diatasi dengan mengenali gejalah-gejalah yang muncul baik pada akar rimpang, batang maupun daun jahe. Dengan mengenali mengenali tanda-tanda serangan hama dan penyakit, diharapkan dapat dilakukan pencegahan hama penyakit tersebut.
Beberapa hama yang diperhatikan adalah hama rimpang, hama gudang, dan hama kepik. Semuanya dapat dicegah melalui pengamatan yang tertib dan penyemprotan dengan pestisida yang tepat. Sedangkan beberapa penyakit penting lainnya adalah penyakit busuk rimpang, penyakit bercak daun dan penyakit layu bakteri. Namun untuk menghindari gangguan penyakit ini perlu dilakukan pengamatan yang teratur, dan bila ada gejalah maka segera lakukan pengendalian dengan pestisida atau fungisida sesuai petunjuk dari petugas hama dan penyakit.
3. Panen dan Pasca Panen
Panen dapat dilakukan setelah tanaman berumur 8-9 bulan kecuali ada permintaan khusus di pasar, maka dapat dipanen pada umur 3-4 bulan setelah tanam.
a. Cara Panen
Cara memanen jahe dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
 Batang dan daun dipangkas abis
 Menggali jahe dengan cangkul/fork, dan usahakan jangan mengenai rimpang agar jangan luka
 Rimpang diambil dan dibersihkan dari tanah yang menempel dan bila perlu dicuci dengan air
 Rimpang diangin-anginkan dan disimpan di tempat yang teduh
 Dimasukkan ke dalam keranjang atau karung yang berlubang
 Siap untuk dipasarkan
b. Hasil Produksi
Produksi jahe perhektar jika dikelola secara baik dapat mencapai 8-10 ton/Ha
c. Pasca Panen
Sebaiknya jahe dipanen saat akan dijual ke pasar, sehingga tidak terlalu lama dalam penyimpanan yang mengakibatkan resiko penyusutan dan hama gudang.