Saturday, May 17, 2014

Bambu Plester

http://septanabp.wordpress.com/tag/bamboo-plastered-wall/

Sunday, April 6, 2014

BUDIDAYA TANAMAN JAHE

Sumber: http://cybex.deptan.go.id/lokalita/budidaya-tanaman-jahe
Prospek usaha tani jahe cukup menggembirakan, mengingat tingkat kebutuhan jahe dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang cukup pesat seiring dengan pesatnya perkembangan industri jamu, industri obat-obatan,industri makanan dan minuman yang menggunakan bahan baku dari jahe.
Keanekaragaman manfaat jahe ini mendorong tingginya permintaan pasar sehingga membuka peluang usaha tani jahe diberbagai wilayah.
1. Pembibitan
Umumnya tanaman jahe diperbanyak melalui rimpang. Rimpang yang telah tumbuh tunasnya, dipatah-patahkan kemudian ditanam dan rimpang inilah yang disebut bibit.
a. Syarat Bibit
Dalam memilih bibit, syarat yang perlu diperhatikan adalah:
• Bibit diperoleh dari tanaman jahe yang sudah tua,antara 9-12 bulan pada saat panen
• Dipilih dari tanaman yang sehat
• Satu rimpang memiliki paling kurang 1 mata tunas
• Rimpang tidak luka atau lecet
b. Syarat Memperoleh Bibit
Cara memperoleh bibit yang baik harus dilakukan dengan mengambil langsung dari kebun atau membeli dari petani jahe. Dengan tujuan kualitas jahe terjamin serta calon petani jahe dapat memperoleh informasi tentang menanam jahe yang benar.
c. Cara Membuat Bibit
Cara membuat bibit jahe biasa disebut mengecambahkan bibit dengan proses sebagai berikut:
Pertama-tama siapkan rak dari kayu atau bambu dengan ukuran yang disesuaikan dengan jumlah rimpang jahe yang akan digunakan sebagai bibit. Rak tersebut biasanya diberi atap atau dibuat di bawah naungan. Setiap sisinya dibiarkan terbuka agar sirkulasi udara bebas keluar masuk. Tinggi rak disesuaikan dengan jumlah satuan bibit dan dibuat bersusun antara 3-5 susun. Serta jarak antara lantai pertama dengan kedua setinggi 30-40 cm. Penempatan rak sebaiknya ditempat teduh, lembab, dan setiap hari disirami air. Setelah 2-4 minggu pada rimpang akan muncul tunas. Sebaiknya selama penyemaian disemprot dengan fungisida 1 kali.
Rimpang yang telah bertunas diambil dari rak dan diseleksi mana yang baik dan mana yang jelek. Setelah diseleksi, kemudian dipatah-patahkan tanpa menggunakan pisau, dan untuk satu stek rimpang terdapat 3-5 mata tunas. Kemudian rimpang tersebut dimasukkan ke dalam karung dan celupkan kedalam larutan fungisida selama kurang lebih setengah hari. Setelah itu, diangkat bersama karungnya dan dijemur selama 2-4 jam dan selanjutnya bibit siap untuk ditanam.

d. Kebutuhan Bibit dan Jarak Tanam
Keburuhan bibit jahe sangat tergantung pada berat setiap rimpang dan jarak tanam. Semakin besar rimpang yang dipatah-patahkan semakin banyak bibit yang dibutuhkan 1 Ha. Demikian sebaliknya, semakin kecil rimpang yang dipatah-patahkan maka semakin sedikit pula bibit yang dibutuhkan 1 Ha.
Untuk jarak tanam, semakin sempit jarak tanam maka semakin banyak bibit yang dibutuhkan 1 Ha dan bila semakin besar jarak tanam semakin sedikit bibit yang dibutuhkan.
• Jarak tanam dapat menggunakan ukuran 30×30 cm atau 30×40
• Jumlah bibit yang dibutuhkan per Ha sebanyak 3-3,5 ton
e. Pengolahan Tanah
Sebelum bibit jahe ditanam, perlu dilakukan pengolahan tanah, dengan kedalaman cukup 30 cm. Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan mencangkul atau menggunakan traktor. Pencangkulan tanah ini dimaksudkan untuk mendapatkan struktur tanah yang gembur atau remah, membersihkan rumput dan batuan kecil/kerikil. Setelah tanah dibalik kemudian dibiarkan selama kurang lebih 2-3 minggu agar gas-gas beracun dalam tanah menguap dan setelah itu dilakukan pengolahan tanah. Selain itu juga,dilakukan pengolahan tanah dan diberi pupuk kandang yang sudah matang dengan dosis/Ha 20-25 ton/Ha, sekaligus membuat bedengan dengan ukuran panjang sesuai keadaan lahan, dengan lebar bedengan 100 m, tinggi bedengan 30 cm,dan lebar selokan 30 cm serta membuat drainase bila perlu.
f. Penanaman
Bedengan-bedengan yang sudah dibuat diukur jarak tanamnya 30×30 cm. Kemudian dilubangi sedalam 7-10 cm.
Bibit dibenamkan 1 lubang untuk 1 bibit yang sudah tunas 3-5 mata tunas, dengan cara meletakkan bibit dengan mata tunas menghadap ke atas dan rimpang ke arah dalam tanah atau antar baris.
Setelah bibit dimasukkan, kemudian bibit ditutup dengan tanah dan jangan ditekan terlalu padat dan bila perlu diberi mulsa mencegah terik matahari dan erosi air hujan serta dapat menjaga kestabilan suhu tanah/lingkungan.
g. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman jahe meliputi penyulaman, penyiangan, pemupukan dan pembumbunan yang selanjutnya dapat diuraikan secara rinci.

1. Penyulaman
Penyulaman adalah menggantikan tanaman yang mati dengan menggunakan bibit yang sisa pada persemaian.
Waktu penyulaman dilakukan 2-4 minggu setelah waktu tanam sehingga tanaman yang disulam tidak terlalu ketinggalan pertumbuhannya dan masa panen bisa serentak serta produktifitas lahan dapat diukur.
2. Penyiangan
Agar tanaman jahe terjaga pertumbuhan yang sehat maka diperlukan penyiangan secara teratur tiap bulan sampai dengan umur 6 bulan dengan menggunakan cangkul.
3. Pembumbunan
Pembumbunan adalah mempertinggi permukaan tanah tempat tanaman tumbuh. Biasanya dilakukan bersamaan dengan menggemburkan tanah sekitar tanaman dengan maksud membuat tanah menjadi lebih baik, mematikan rumput yang tumbuh disekitar tanaman dan sekaligus mengembalikan tanah yang turun akibat air hujan.
4. Pemupukan
Pupuk adalah bahan-bahan organik maupun anorganik yang diberikan kepada tanah untuk memperbaiki keadaan fisik tanah dan sekaligus melengkapi substansi anorganik yang essensial bagi tanaman.
Kebutuhan unsur hara untuk pembentukan rimpang dari tanaman jahe adalah unsur N dan K.
• Jenis pupuk dan dosis yang digunakan meliputi
Urea 200 kg/Ha
TSP 200 kg/Ha
KCL 200 kg/Ha
• Frekuensi dan waktu pemupukan dilaksanakan sebanyak 2 kali selama pertanaman,yaitu pemupukan I pada saat tanaman umur 1 bulan setelah tanam dan pemupukan II pada saat tanaman umur 3 bulan setelah tanam.
• Pemupukan dilakukan dengan cara ditugal pada jarak 7-10 cm dari tanaman sedalam 5 cm atau membuat alur sepanjang barisan tanaman, ataupun membuat lubang melingkar tiap rumpun tanaman, kemudian ditutup kembali dengan tanah.
2. Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit merupakan bagian dari sebuah siklus kehidupan tanaman yang sulit untuk dipisahkan namun bisa dicegah dan diatasi dengan mengenali gejalah-gejalah yang muncul baik pada akar rimpang, batang maupun daun jahe. Dengan mengenali mengenali tanda-tanda serangan hama dan penyakit, diharapkan dapat dilakukan pencegahan hama penyakit tersebut.
Beberapa hama yang diperhatikan adalah hama rimpang, hama gudang, dan hama kepik. Semuanya dapat dicegah melalui pengamatan yang tertib dan penyemprotan dengan pestisida yang tepat. Sedangkan beberapa penyakit penting lainnya adalah penyakit busuk rimpang, penyakit bercak daun dan penyakit layu bakteri. Namun untuk menghindari gangguan penyakit ini perlu dilakukan pengamatan yang teratur, dan bila ada gejalah maka segera lakukan pengendalian dengan pestisida atau fungisida sesuai petunjuk dari petugas hama dan penyakit.
3. Panen dan Pasca Panen
Panen dapat dilakukan setelah tanaman berumur 8-9 bulan kecuali ada permintaan khusus di pasar, maka dapat dipanen pada umur 3-4 bulan setelah tanam.
a. Cara Panen
Cara memanen jahe dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
 Batang dan daun dipangkas abis
 Menggali jahe dengan cangkul/fork, dan usahakan jangan mengenai rimpang agar jangan luka
 Rimpang diambil dan dibersihkan dari tanah yang menempel dan bila perlu dicuci dengan air
 Rimpang diangin-anginkan dan disimpan di tempat yang teduh
 Dimasukkan ke dalam keranjang atau karung yang berlubang
 Siap untuk dipasarkan
b. Hasil Produksi
Produksi jahe perhektar jika dikelola secara baik dapat mencapai 8-10 ton/Ha
c. Pasca Panen
Sebaiknya jahe dipanen saat akan dijual ke pasar, sehingga tidak terlalu lama dalam penyimpanan yang mengakibatkan resiko penyusutan dan hama gudang.

Tuesday, March 4, 2014

Nitrosomonas dan Nitrobacter

Nitrosomomas dan Nitrobacter

Nitrifier bacteria captured using DIY Microscope with PS3 Camera sensor
By Nur Akbar Arofatullah
Department of Agricultural Microbiology
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, Indonesia
----------------------------------------­---------
Blog: akbar.blog.ugm.ac.id
Web: Lifepatch.org


Uji Kapiler dan daya simpan Air
By Thomas Janardi
Source: http://www.youtube.com/watch?v=b7EoIrH0pyU
INILAH RAHASIANYA TEKNIK UNTUK BERTANAM SUKSES DI LAHAN KERING

teknologi Injeksi Bakteri Nitrobacter merupakan SOLUSI tepat untuk Rakyat Pertanian
dalam mengantisipasi perubahan iklim dan kekeringan (sawah tadah hujan)



Growing Papaya: Your guide to getting it right

Source: http://www.youtube.com/watch?v=0dIP-xmtehM
by Gordon Rogers

A video on Papaya establishment and growing produced by the Australian industry.



Monday, March 3, 2014

MERUNUT PENYEBAB BUNGA GUGUR TERHADAP TANAMAN BUAH NAGA DAN TANAMAN BUAH LAINYA

MERUNUT PENYEBAB BUNGA GUGUR TERHADAP TANAMAN BUAH NAGA DAN TANAMAN BUAH LAINYA
Seringkali para petani buah naga dan petani buah lainya di kejutkan dengan gugurnya bunga yang menjadi dambaan bakal jadi buah,bisa di kalkulasi secara kasar keuntungan melayang baik secara komersial atau secara kepuasan hati. 
Kekadian gugur bunga menunjukan kurva terjun payung yang bisa membuat petani menjadi apatis yang bermula dari optimis menuju ke pesimis ,sebenarnya jika kita memahami manajemen bertanam dan bertani maka kasus gugur bunga bisa di tekan seminimal mungkin ,apa yang menjadikan gugur bunga?ada beberapa gambaran dari buah naga comunity yang mungkin bisa membantu sahabat petani di indonesia antara lain

a.Rendahnya keasaman atau ph tanah saat siklus bunga terjadi ,hal ini menganut rumus suatu tanaman jika pada masa pembungaan jangan sampai terjadh pemurunan ph secara drastis ,misalnya saat terjadi hujan lebat atau sering hujan maka di pastikan keasaman akan mengarah padah ph bawah ,di mana di bthkan ph di angka 6-7 stabil jika kalium tetap mengalir secara kontinew,dengan pengapuran setelah hujan maka di pastikan ph akan kembali normal karena suhu yang di harapkan kalium sesuai

b.Kurangnya pupuk berkadar K juga mempengaruhi posisi tanaman yang membthkan rangsangan2 yang bersifat panas.agar aliran pertumbuhan daun yang di suplay dari unsur N berkurang atau malah di hentikan

c.STRESING mungkin di butuhkan agar aliran pertmbuhan tunas atau daun di paksa berhenti ,biaranya terjadi di pohon mangga dengan melukai batang utama dan pohon naga dengan memotong pucuk batang atau menggoyahkan akar 

d.Berikan perangsangan saat terlhat daun ada yang berwarna kuning ,warna kuning dalam jumlah sedikit menggambarkan bahwa efek kalium sudah naik di batang2 utama dan sub batang

Jika Bunga dan Buah Mangga selalu rontok

Sumber :  dari Surat Kabar Sinar Tani


Ketika panen raya buah mangga telah berlalu, akan selalu meninggalkan harapan untuk menghadapi musim panen ditahun yang akan datang. Bagi petani mangga yang meraih untung karena buahnya lebat tanpa ada gangguan dan harga jualnya layak, maka berharap tahun depan untungnya bisa bertambah.
Sebaliknya bagi petani mangga yang ditimpa masalah akibat gagalnya panen, berharap musim panen mendatang tidak terulang kembali. Banyak dilaporkan para petani, bahwa factor utama rendahnya produksi mangga adalah terjadinya gugur bunga dan buah, dimana hal ini perlu dicarikan alternative cara mengatasinya.


Penyebab gugur Bunga dan Buah
Faktor utama yang menyebabkan gugurnya bunga dan buah adalah:
a. sifat genetic, 
b. factor lingkungan (ketersediaan air, unsur hara, cuaca, hewan pembantu dalam penyerbukan bunga dll) dan 
c. adanya gangguan serangan hama penyakit.

Secara genetic sebenarnya tanaman mangga mempunyai jumlah bunga yang banyak sekali, yakni berkisar antara 1000 – 8000 keratum bunga tiap rangkaian tandan bunga. Akan tetapi yang dapat berkembang menjadi buah sangat sedikit sekali ( ± 1 % ), hal ini disebabkan oleh tiga macam keadaan, yaitu :
Pertama, jumlah bunga jantan terlalu tinggi  ± 90 %  dan persentase sel telur yang normal jumlahnya rendah antara 5 – 10 %. Bunga jantan biasanya terdapat pada bagian pangkal rangkaian bunga, sedangkan letak bunga sempurna pada ujung rangkaian bunga.
Kedua, kemampuan tumbuh benang sari relative rendah, yakni diperkirakan antara 1 – 12 %, benang sarinya tidak normal (abnormal ), sehingga tidak mampu membuahi sel telur secara keseluruhan.
Ketiga, tidak terjadinya penyerbukan karena banyak hujan dan atau tidak ada penyerbukan karena tidak ada bantuan serangga penyerbuk. Penggunaan insektisida dapat membunuh serangga penyerbuk, padahal sangat berguna bagi penyerbukan terutama diperkebunan mangga.

Dilihat dari pengaruh factor lingkungan, adanya hujan lebat, angin kencang, ketersediaan unsur hara dalam tanah dan ketersediaan air sering ditemukan sebagai penyebab gugurnya bunga dan buah di perbagai daerah. 

Pemupukan yang tidak berimbang terutama P2O5 dan K2O atau drainase tanah yang jelek merupakan hambatan unsur lingkungan yang perlu diatasi.

Factor yang lebih memusingkan jika disertai adanya gangguan serangan hama Cicadae (sejenis wereng coklat kelam) yang disebut idiocerus niveosparsus  dan penggerek buah (chryptorrhynchus gravis) serta penyakit busuk buah oleh cendawan Glomerella cingulata.  

Serangga Cicadae menyerang tanaman mangga dengan jalan menghisap cairan sel bunga, buah dan daun. Kotorannya dapat menarik penyakit embun telaga. Serangan yang hebat terjadi sewaktu tanaman mangga sedang berbunga, sehingga dapat menyebabkan keguguran bunga keseluruhannya. Hama penggerek buah menyebabkan kulit buah mangga berbintik-bintik dan di dalam daging buah terdapat ulat atau kumbang (entung). 

Sementara busuk buah pada umumnya terjadi pada musim hujan, dengan gejala serangan bintik-bintik coklat, daging lembek (busuk) dan berguguran.

Kasus gugurnya bunga dan buah mangga pada suatu daerah dapat disebabkan oleh satu atau tiga penyebab secara bersamaan, baik oleh factor genetic dan cekaman lingkungan maupun hama penyakit.

Usaha Pengendalian    
Mengingat mangga merupakan tabungan atau bank hidup para petani dan menjadi sumber tambahan nafkah masyarakat pedesaan, maka usaha pengendalian gugur bunga dan buah perlu penanganan yang serius. Karena itu harus diupayakan agar pohon mangga itu bebas dari gangguan gugur bunga dan buah.
Untuk mengatasi gugur bunga dan buah mangga, dapat dilakukan secara khusus berdasarkan factor penyebabnya, tetapi dapat pula dipraktekkan secara terpadu. Jika penyebabnya serangan hama dan penyakit maka dapat diatasi dengan jurus terakhir semprotan atau injeksi pestisida yang dianjurkan. Hama serangga Cicadae dapat diatasi dengan injeksi insektisida yang mengandung bahan aktif Monokrotofos 15 WSC, dosis 6 cc/pohon. Diberikan pada waktu awal pembungaan, hasilnya cukup efektif dan aman bagi predator hama Lycosa sp. Smementara untuk pengendalian penyakit busuk buah dapat digunakan fungisida Binomil 250 ppm.

Usaha pengendalian gugur bunga dan buah mangga secara terpadu dilakukan sejak dini atau dilakukan sebelum terjadinya periode pembungaan. Prinsip utama tata cara pengendalian terpadu adalah berusaha merangsang pembungaan, menstimulir dan mendorong pembuahan dan menjaga agar buah yang terbentuk tidak berguguran.

Secara tradisional usaha merangsang pembungaan dapat dilakukan dengan cara pengasapan. Caranya dengan membakar serasah pohon mangga dan asapnya diarahkan ke seluruh bagian kanopi tanaman. Waktu pengasapan terbaik adalah pada saat daun-daun tanaman telah tua dan hujan mulai berkurang. Pengasapan ini dikerjakan terus menerus selama 9 hari hingga menunjukkan tanda-tanda keluar tandan bunga.
Perlakuan yang lebih praktis dan hasilnya cukup memuaskan adalah dengan semprotan KNO3 1% pada kuncup bunga. Cara tersebut dapat menaikkan jumlah buah mangga pada jenis Arumanis sekitar 28 %.
Rekomendasi hasil penelitian yang paling akhir adalah pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) Paklobutrazol 2.500 – 3.750 ppm yang disiramkan kedalam tanah disekeliling tajuk pada saat tanaman dalam fase pupus satu. Didukung oleh tindakan pengendalian hama penyakit  dengan insektisida Monokrotofos 25 cc/liter air/pohon dan fungisida Binomil 250 ppm/pohon.
ZPT Paklobutrazol ternyata berpengaruh terhadap pembentukan ranting reproduktif, rangkaian bunga, pembentukan buah dan mutu buah, serta diketahuinya residu ZPT dalam buah. Dilaporkan olehSudarmadi Purnomo (1989), bahwa ZPT Paklobutrazol 3.750 ppm dapat meningkatkan jumlah ranting reproduktif dan memajukan pembungaan 2 bulan lebih awal sehingga dapat berbunga diluar musim. ZPT ini berpengaruh pula terhadap panjang rangkaian bunga, jumlah anak malai dan jumlah pembentukan bunga sempurna dalam malai menjadi lebih pendek, sehingga mampu mendorong pembentukan bunga sempurna yang menjadi buah lebih banyak dibanding tanpa perlakuan ZPT. Terjadi peningkatan pentil yang menjadi buah, sehingga produksi buah 58,7% lebih tinggi untuk tiap pohonnya dibanding tanpa ZPT. Pengaruh lainnya adalah mutu (kwalitas) buah menjadi lebih baik, yakni keseragaman ukuran, kekerasan buah dan kandungan vitamin C.
Pemberian Paklobutrazol sampai dengan 20.000 ppm tidak membahayakan kehidupan manusia ataupun hewan, sehingga residu yang terdapat dalam buah masih aman untuk dikonsumsi.
Bertolak dari acuan tersebut diatas, maka usaha untuk mengatasi masalah gugur bunga dan buah mangga perlu dilakukan secara terpadu, mulai dari pemupukan berimbang, perbaikan drainase tanah, pengasapan, pemberian KNO3, penggunaan pestisida anjuran dan pemberia ZPT Paklobutrazol. Bahkan dapat dipraktekkan perlakuan pembungkusan malai bunga dengan plastik merah. Ada baiknya menghadapi musim panen buah mangga mendatang, berjaga-jaga mengantisipasi kerontokan bunga dan buah.

Sunday, February 23, 2014

Siklus/Daur Sulfur (Biogeokimia)

Siklus/Daur Sulfur (Biogeokimia)

Source: http://05mei1995.blogspot.com/2012/05/siklusdaur-sulfur-biogeokimia.html by Bustomi Makmum
Daur/Siklus Sulfur
Sebelum beranjak pada pembahasan mengenai daur sulfur. Kita harus terlebih dahulu mengetahui apa itu Biogeokimia, karena daur sulfur termasuk dalam macam-macam daur Biogeokimia.
Pengertian Biogeokimia
Biogeokimia merupakan perubahan atau pertukaran yang terjadi secara terus menerus antara komponen biosfer yang tak hidup dengan yang hidup.
clip_image002
Pada ekosistem, materi di setiap tingkat trofik tidaklah hilang. Materi yang berupa unsur-unsur penyusun untuk bahan organik tersebut didaur ulang, dimana unsur-unsur tersebut masuk dalam kompoenen biotik lantaran udara, air dan tanah. Daur ulang materi ini disebut juga dengan Daur Biogeokimia, hal ini dikarenakan dalam perubahan tersebut melibatkan beberapa makhluk hidup serta batuan (geofisik).
Fungsi Daur Biogeokimia
Perubahan atau daur ulang unsur-unsur yang sudah dikenal dengan sebutan Daur Biogeokimia ini mempunyai peranan dan fungsi yang penting dalam menjaga kelangsungan hidup dibumi, hal ini karenakan semua materi hasil daur beogeokimia tersebut dapat digunakan oleh semua yang ada di muka bumi ini, termasuk komponen biotik ataupun komponen abiotik.
Kesimpulan
Daur Biogeokimia : 
-  pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup.
-  Dalam suatu ekosistem, materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang. 
-  Materi berupa unsur-unsur penyusun bahan organik tersebut didaur-ulang. 
-  Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam komponen biotik melalui udara, tanah, dan air. 
-  Daur ulang materi tersebut melibatkan makhluk hidup dan batuan (geofisik) 

Fungsi Daur Biogeokimia sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
Hal yang penting yang perlu dipahami dalam siklus biogeokimia :

1. Unsur/materi/senyawa (kimia) akan terdapat di bumi (geo) dan dalam tubuh organisme
2. perpindahan dari geo ke geo terjadi misalnya dari udara diserap oleh tanah atau lautan dengan perantara hujan, pelapukan (perubahan batuan menjadi tanah), erosi (pengikisan) dan pengendapan
3. unsur/senyawa kimia dari bumi (geo) ke organisme (bio) digunakan untuk berbagai proses metabolisme
4. penyerapan/perpindahan unsur/senyawa melibatkan berbagai jenis mikroorganisme yang berperan sebagai dekomposer
Macam-macam daur biogeokimia :

a. daur Air/siklus hidrologi
b. daur Karbon
c. daur Nitrogen
d. daur Fosfor
e. daur sulfur/belerang

Nah, pada kesempatan kali ini, dari sekian macam daur biogeokimia yang akan kita bahas adalah daur sulfur/belerang.
DAUR / SIKLUS SULFUR (BELERANG)
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati. Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4). Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.
clip_image004
Selain proses tadi, manusia juga berperan dalam siklus sulfur. Hasil pembakaran pabrik membawa sulfur ke atmosfer. Ketika hujan terjadi, turunlah hujan asam yang membawa H2SO4 kembali ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan perusakan batuan juga tanaman.
Dalam daur belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap trasformasi adalah sebagai berikut :
1. H2S → S → SO4; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
2. SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio.
3. H2S → SO4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli.
4. S organik → SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik aerobik dan anaerobik.
Proses rantai makanan disebut-sebut sebagai proses perpindahan sulfat, yang selanjutnya ketika semua mahluk hidup mati dan nanti akan diuraikan oleh komponen organiknya yakni bakteri. Beberapa bakteri yang terlibat dalam proses daur belerang (sulfur) adalah Desulfibrio dan Desulfomaculum yang nantinya akan berperan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk (H2S) atau hidrogen sulfida. Sulfida sendiri nantinya akan dimanfaatkan oleh bakteri Fotoautotrof anaerob seperti halnya Chromatium dan melepaskan sulfur serta oksigen. Bakteri kemolitotrof seperti halnya Thiobacillus yang akhirnya akan mengoksidasi menjadibentuksulfat.
clip_image006
Belerang atau sulfur merupakan unsur penyusun protein. Tumbuhan mendapat sulfur dari dalam tanah dalam bentuk sulfat (SO4 ). Kemudian tumbuhan tersebut dimakan hewan sehingga sulfur berpindah ke hewan. Lalu hewan dan tumbuhan mati diuraikan menjadi gas H2S atau menjadi sulfat lagi. Secara alami, belerang terkandung dalam tanah dalam bentuk mineral tanah. Ada juga yang gunung berapi dan sisa pembakaran minyak bumi dan batubara.
Daur tipe sedimen cenderung untuk lebih kurang sempurna dan lebih mudah diganggu oleh gangguan setempat sebab sebagian besar bahan terdapat dalam tempat dan relatif tidak aktif dan tidak bergerak di dalam kulit bumi. Akibatnya, beberapa bagian dari bahan yang dapat dipertukarkan cenderung " hilang" untuk waktu yang lama apabila gerakan menurunnya jauh lebih cepat dari pada gerakan "naik" kembali. Setiap daur melibatkan unsur organisme untuk membantu menguraikan senyawa-senyawa menjadi unsur-unsur.


Kesimpulan-kesimpulan
- sulfur merupakan unsur non logam  - bentuk aslinya adalah sebuah zat padat kristal berwarna kuning
- di alam  ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfida dan sulfat
- sulfur teradapat di udara karena adanya aktifitas gunung berapi dan penggunaan dari bahan bakar fosil (menghasilkan SO2)
- unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam bentuk senyawa asam amino
- tumbuhan mendapat sulfur dari dalam tanah dalam bentuk sulfat organik (SO4 ).
- sulfur berpindah ke organisme heterotrof dalam proses rantai makanan
- penguraian organisme yang mati mengasilkan gas H2S atau menjadi sulfat lagi.
- Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida.
- Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur,  antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S).
-  Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan ulfur dan oksigen.
-  Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.
clip_image008

Siklus sulfur-iodin merupakan sederet proses termokimia yang digunakan untuk mendapatkan hidrogen. Ia terdiri dari tiga reaksi kimia yang keseluruhan reaktannya adalah air dan keseluruhan produknya adalah hidrogen dan oksigen.
2 H2SO4 → 2 SO2 + 2 H2O + O2(830 °C)
I2 + SO2 + 2 H2O → 2 HI + H2SO4(120 °C)
2 HI → I2 + H2(320 °C)
Senyawa sulfur dan iodin didaur dan digunakan ulang. Proses ini bersifat endotermik dan haruslah terjadi pada suhu yang tinggi. Siklus sulfur iodin sekarang ini sedang diteliti sebagai metode yang praktis untuk mendapatkan hidrogen. Namun karena penggunaan asam korosif yang pekat pada suhu yang tinggi, ia dapat menimbulkan risiko bahaya keselamatan yang besar apabila proses ini dibangun dalam skala besar. (Wikipedia)

Kesimpulan Dari Sumber Lain
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabrl pereodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16.
  • Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau .
  • Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning.
  • Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfide dan sulfate .
  • belerang ( S) adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam bentuk senyawa asam amino unit kecil dari protein.
  • Protein ini penting pertumbuhan .
  • Tumbuhan mendapat sulfur dari dalam tanah dalam bentuk sulfat an organik (SO4 )
  • Dari mekanismemetabolism ditubuhnya dibentuklah sulfat organik entah dalam protein atau yang lainnya yang kemudian bisa berpindah ke tingkat tropi kehidupan lainnya
  • Tumbuhan yang mengandung sulfat organik itu jika dimakan hewan sehingga sulfur berpindah ke hewan lewat rantai makanan begitu seterusnya , jika masih berada di Tubuh mahkluk hidup maka sulfat masih dalam kondisi Sulfate Organik OK
  • Jika manusia , hewan dan tumbuhan mati diuraikan menjadi gas H2S atau menjadi sulfat an organnik lagi. gitu ....
  • Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida.
  • Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati.
  • Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4).
  • Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri.
  • Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S).
  • Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen.
  • Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.
  • Begitu seterusnya
  • Secara alami, belerang terkandung dalam tanah dalam bentuk mineral tanah.
  • Ada juga yang gunung berapi dan sisa pembakaran minyak bumi dan batubara.
  • Sulfur / belerang diudara karena adanya aktifitas gunung berapi
  • juga karena pembakaran bahan bakar fosil batu bara berupa gas SO2
  • dari udara Sulfur oksida berada di awan terjadi hidrolisis air membentuk H2SO4 , di awan terjadi kondensasi kemudian turun hujan dikenal dengan hujan asam
  • hujan itu akan dibawa ke daratan kembali untuk dirubah menjadi Sulfat yang penting untuk tumbuhan .
  • Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik (SO4), Sulfur dalam bentuk sulfat an organik inilah nanti akan dipindahkan dari bumi / alam ke tubuh tumbuhan lewat penyerapan sulphate oleh akar OK
  • Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida.

Wednesday, February 12, 2014

Mold Making, Pembuatan Cetakan (Moulding)

Pelajaran pembuatan cetakan atau moulding ini sangat penting sekali untuk orang yang akan membuat benda-benda darifiberglass (misal bemper mobil, bodi mobil, kapal, speed boat, meja, kursi, patung, helm, setir, asesories mobil/motor, tandon air, souvenir gantungan kunci, pigura foto, replika makanan dll), untuk pembuatan benda dari gip atau gypsum buat souvenir gypsum, membuat emas, sabun, dll.
Menurut saya membuat cetakan adalah pelajaran dasar sebelum anda membuat suatu hasil kreasi. Memang bisa kita memesan di orang lain tapi jauh sangat efektif bila kita bisa membuat sendiri.
Pelajaran cara membuat cetakan ini akan mempelajari macam-macam  pembuatan cetakan dari bahan fiberglass sendiri, dari gypsum, dari karet silicon atau silicon rubber.
Alat membuat cetakan : gelas ukur, wadah plastic, pipet, pengaduk plastic
Bahan Cetakan : resin dan pengering, atau silikon rubber dan pengering, anti lengket, benda /master untuk mencetak, serat ,
Cara membuat Cetakan : bila akan membuat cetakan dari fiberglass , campurkan resin dan pengering aduk rata tuangkan atau dikuas pada benda yang jadi contohnya bila benda yang akan dibuat besar bisa diberi serat agar hasil cetakan kuat. Sebelum  disiram atau dikuas sebaiknya benda contoh diberi anti lengket, Bila bahan dari silikon rubber caranya campur silikon rubber atau karet silikon dengan pengeringnya aduk dan siram atau kuas diatas benda yang dijadikan master cetakan.
Cetakan dari silikon rubber  tahan panas bisa sampai 400oC bisa juga untuk mencetak emas, maka dari itu cetakan silicon rubber  banyak dipakai di tempat pembuatan emas.Hasil dari silikon rubber juga lebih sempurna dan lebih detil, biasa untuk membuat benda yang banyak lekukan, tapi bila membuat benda yang lurus- lurus cukup menggunakan cetakan dari fiberglass jadi tergantung kebutuhan. Harga dari cetakan silikon rubber juga cukup mahal.

Menggunakan Silicon Rubber

Source Article: by Nurhadi Hadi, Link: resin-bekasi.blogspot.com , http://resin-bekasi.blogspot.com/2013/09/cara-menggunakan-silikon-rubber.html


Pada tutorial sebelum ini saya sudah membahas megenai cara menggunakan resin beserta takaran dan tips tips nya,kali ini saya akan berbagi menganai bagaimana cara menggunakan silicon rubber rtv 52 dengan katalis biru. (Stok saat ini rtv 683,lebih bagus).


Pertama-tama saya deskripsikan apa itu silicon rubber? Silikon/silicon rubber adalah cairan berwarna putih kental seperti susu,berfungsi untuk membuat cetakan silicon. Apabila sudah jadi berbentuk karet silicon (lentur persis seperti karet kondom HP).



Untuk membuatnya kita memerlukan beberapa alat pendukung, diantaranya :
  • 1Gelas atau wadah penampung , gunakan saja bekas tempat mineral
  • Pengaduk, boleh menggunakan kayu , sumpit atau sendok (pilih salah satu saja)
  • Master (Bahan yang akan dicetak/diduplikat) *WAJIB
  • Sendok teh
  • Lilin mainan (beli ditukang fotocopy,gramedia atau di abang abang tukang ager)
  • Plastik untuk alasnya

Setelah 5 alat pendukung sudah siap langkah berikutnya adalah Langkah langkah pembuatan:


Bentuk lilin mainan menjadi seperti kolam diatas plastik ,seperti gambar berikut:

Memilih kantong plastik sebagai alasnya karena silikon rubber tidak menempel pada plastik sehingga tidak menempel & mudah dilepaskan.


Masukan master(benda yang akan diduplikat),saya menggunakan contoh masternya sebuah uang logaman.Masukan ditengah tengah seperti pada gambar dibawah ini :


Setelah itu siap biarkan ,jgn disenggol.Sekarang kita buat adonan silikonnya.

1.Tuangkan perlahan silicon rubber ke dalam 1/4 gelas wadah penampung.

2. Masukan ½ sendok teh katalis  kedalam silicon rubber.

3. Aduk perlahan hingga adonan warna biru dari katalis merata,bila Anda mengaduknya terlalu keras/cepat maka akan menimbulkan gelembung. Bila itu terjadi pecahkan gelembung tersebut dengan cara disingkirkan ke atas permukaan/dipecahkan.

4.  Tuangkan adonan silicon tersebut ke kolam lilin yang berisi master,tuangkan sampai merendam master hingga tertutup semua.

Tunggu hingga 5 jam silicon rubber akan mengeras dari cairan kental berubah menjadi karet. 
Waktu yang dibutuhkan untuk mengeraskan silikon tergantung banyaknya katalis yang dituangkan, semakin banyak maka semakin cepat keras.

patokan lama pengerasan silikon bisa dilihat bedasarkan warna adonan setelah diaduk. semakin putih semakin lama adonan mengeras.




Setelah yakin telah kaku,Singkirkan lilin mainan, kemudian lepaskan master dari silicon rubber dengan perlahan ,Nah lubang yang ditinggalkan silicon rubber tersebut lah yang digunakan sebagai cetakan.






Anda dapat menuangkan resin,gypsum,semen dan lain lain untuk dicetak menjadi berapapun yang Anda mau, berkali kali.

Berikut adalah contoh hasil cetakan dan master nya, sangat miripkan?.









Monday, February 10, 2014

Perlakuan Lengkeng Lokal Tua yang di-injeksi Hormon dan Larutan Pupuk Membuat Banjir Buah

Source Article: Sistem Pertanian Terpadu Integrated Farming. 

WebBlog: http://sistem-pertanian-terpadu.blogspot.com/2012/12/lengkeng-lokal-sekali-suntik-banjir-buah.html


Injeksi 200 cc larutan pupuk dan hormon, ternyata kunci buahkan lengkeng berumur 40 tahun itu. Sepanjang hidup baru kali itu pohon lengkeng itu berbuah.
Isto Suwarno, seorang ayah beranak tiga yang tinggal di kawasan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Dua tahun belakangan perilaku Isto Suwarno tak ubahnya seorang dokter. Ia akrab dengan peralatan medis seperti obat-obatan dan jarum suntik. Namun, “pasien” Isto bukanlah orang sakit, melainkan para pemilik pohon lengkeng lokal. Keluhan “pasien” Isto itu seluruhnya sama: pohon lengkeng lokal mereka enggan berbuah. “Pasien” terakhir Isto tetangganya. Ia mengeluh pohon lengkeng lokal miliknya belum pernah sekali pun berbuah. Padahal, umur pohon kerabat rambutan itu sudah 40 tahun. Pertumbuhan pohon pun subur. Tajuknya rimbun diselimuti daun yang hijau segar.

Menurut Kepala Pusat Kajian Buah Tropis Institut Pertanian Bogor (IPB), Sobir PhD, menduga lengkeng lokal enggan berbuah lantaran tumbuh di luar habitat. 

Nephelium longan lokal lazimnya tumbuh subur dan rajin berbuah di daerah berketinggian lebih dari 600 m dpl seperti di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Sementara “pasien” Isto menanam lengkeng lokal di kawasan Prambanan, yang notabene merupakan dataran rendah berketinggian 100—200m dpl.

Pada Oktober 2010, Isto menyambangi pohon lengkeng lokal itu. Mula-mula ia melakukan “diagnosis” dengan memperhatikan secara seksama seluruh kondisi tajuk. Hasil “diagnosis” menunjukkan, tak satu pun ditemukan tunas baru muncul. Kondisi tanaman sehat dan subur. “Jika sudah tak ada daun baru yang muncul, baru diambil tindakan,” tuturnya.

Injeksi dengan Larutan Hormon dan Pupuk Berimbang.
Isto lantas mempersiapkan peralatan berupa bor dan jarum suntik. Ia lalu membuat 20 lubang di sekeliling pangkal batang. Lubang dibuat menggunakan mata bor berdiameter 1 cm hingga kedalaman 7 cm. Saat pengeboran posisi mata bor miring hingga 450.  Pada setiap lubang itu Isto menyuntikkan 10 cc larutan yang terdiri atas campuran pupuk NPK berimbang dan hormon perangsang bunga hasil racikan sendiri antara lain mengandung giberelin. Setelah itu lubang disumbat menggunakan potongan styrofoam untuk mencegah kontaminasi cendawan dan bakteri penyebab penyakit.

Menurut Yos Sutiyoso, ahli pupuk di Jakarta, kondisi daun yang seluruhnya hijau tua menandakan rasio karbon dan nitrogen (C/N ratio) tanaman tinggi.  Pada kondisi itu tanaman siap beralih dari fase pertumbuhan vegetatif ke generatif yang ditandai dengan munculnya bunga.

Sebulan setelah itu, pada November 2010 setelah perlakuan, lengkeng lokal berumur hampir setengah abad itu mulai berbunga. Tangkai bunga menyembul hampir di seluruh tajuk. Saat pohon tengah semarak bunga itu Isto mulai memupuk.  Sebanyak 5 karung atau setara 125 kg pupuk kandang asal kotoran sapi yang sudah terurai dimasukkan ke dalam parit yang dibuat mengelilingi batang. “Pemupukan saat tanaman berbunga penting karena tanaman butuh energi ekstra untuk pembentukan buah,” kata Isto.

Larutan Nutrisi Tambahan
Isto juga memberikan larutan infus berisi hara berkalium tinggi langsung ke daerah perakaran menggunakan sebuah drum yang dilubangi bagian sisi bawahnya (lihat boks). 

Menurut Yos, unsur kalium tinggi sangat diperlukan saat pembentukan buah. “Kalium membantu pembentukan protein dan karbohidrat,” katanya. Dengan begitu kadar pati yang terbentuk dalam buah tinggi sehingga buah pun semakin manis.

Larutan “infus” dalam drum biasanya habis setelah 2 hari. Setelah habis drum diisi kembali dengan air dan pupuk dengan dosis sama. Infus diberikan hingga panen yakni 4 bulan setelah berbunga. Sampai panen Isto menghabiskan 50 kg pupuk kandang, 2 kg NPK dan 1 kg KNO3. Berkat perlakuan itu, pada awal Maret 2011 dari pohon umur 40 tahun dituai 400 kg lengkeng. Saat diukur dengan refraktometer tingkat kemanisan buah mencapai 190 briks.
Hasil panen hingga 400 kg dari pohon yang baru pertama kali berbuah ini patut diacungi jempol. Asumsi kerabat leci itu enggan berbuah di dataran rendah terpatahkan. Panen itu pun terjadi di saat pohon lengkeng lokal lain mogok berbuah akibat iklim yang tidak menentu.

Memberikan Hasil yang Sama
Perlakuan sama terbukti juga mampu membuat 47 pohon lengkeng lokal berumur 15—25 tahun yang tumbuh di lingkungan kompleks Akademi Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) di Yogyakarta banjir buah. Pun 3 lengkeng lokal umur 9 tahun yang tumbuh di kawasan kampus Sekolah Tinggi Teknologi Angkasa Pura di Yogyakarta.

Menurut Sobir, aplikasi perangsangan buah dan pemupukan melalui injeksi lebih efektif untuk merangsang pembuahan. Itu terjadi karena nutrisi dan hormon langsung didistribusikan ke seluruh bagian tanaman melalui jaringan pembuluh. Jika lewat penyiraman atau penyemprotan ada kemungkinan unsur hara hilang karena menguap atau mengalir di permukaan tanah karena tanah terlalu padat,” ujar Sobir. Hanya saja aplikasi injeksi itu perlu tenaga ekstra bila diterapkan pada kebun berskala luas.

Isto menghitung aplikasi pupuk dan hormon perangsang buah dengan teknik injeksi lebih murah ketimbang dengan cara penyiraman. “Dosis pupuk yang digunakan lebih hemat, tetapi konsentrasinya lebih pekat,” kata Isto. Pada teknik konvensional, biaya pupuk dan hormon  mencapai Rp800.000/pohon. Dengan teknik injeksi cukup Rp50.000.

Setelah panen, Isto kembali memberikan 125 kg pupuk kandang. Tujuannya agar kondisi tanaman kembali pulih setelah energinya habis terkuras untuk menghasilkan buah. Sebulan kemudian biasanya mulai muncul tunas-tunas baru. Jika seluruh tunas sudah menjadi daun dewasa,  lengkeng pun dapat dibuahkan kembali dengan injeksi. (Imam Wiguna)

Injeksi ala Isto
  1. Lubangi pohon di sekeliling pangkal batang menggunakan bor berdiameter 1 cm hingga kedalaman 7 cm. Saat pengeboran posisi mata bor miring 45o
  2. Suntikan 10 cc larutan yang terbuat dari campuran pupuk NPK dan hormon mengandung giberelin pada setiap lubang
  3. Sebulan kemudian pohon mulai berbunga. Berikan pupuk kandang sebanyak 125 kg. Sebelum pemupukan, buat parit kecil di sekitar area perakaran yang jaraknya sejajar lebar tajuk. Taburkan pupuk kandang ke dalam parit, lalu timbun dengan tanah
  4. Siram pupuk kandang hingga basah agar pupuk meresap ke area perakaran
  5. Saat berbunga tanaman butuh air dan hara cukup. Lakukan penyiraman sekaligus pemupukan dengan sistem infus. Caranya, isi drum berkapasitas 200 l dengan air sebanyak 2/3 bagian drum, lalu celupkan sekarung pupuk kandang, serta 33 g NPK dan 17 g KNO3. Lubangi sisi bagian bawah drum selebar paku. Dari sanalah larutan mengalir membasahi lahan. Larutan biasanya akan habis dalam 2 hari. Ulangi pemberian pupuk hingga panen
  6. Empat bulan setelah berbunga lengkeng lokal siap panen.
  7. Setelah panen berikan kembali pupuk dengan dosis sama seperti disebutkan pada poin 3. Sebulan kemudian tunas mulai bermunculan. Jika tunas sudah berubah menjadi daun dewasa, lengkeng siap  dibuahkan kembali.